Arti kata, ejaan, dan contoh penggunaan kata “mistik” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Berikut ini makna dan tulisan kata mistik yang benar:
mis·tik n 1 subsistem yg ada dl hampir semua agama dan sistem religi untuk memenuhi hasrat manusia mengalami dan merasakan emosi bersatu dng Tuhan; tasawuf; suluk; 2 hal gaib yg tidak terjangkau dng akal manusia yg biasa.
Wahdatul Wujud (bahasa Jawa: manunggaling kawula lan gusti)[1] adalah doktrin yang muncul jauh setelah Rasullullah wafat. Doktrin ini dipelopori oleh Ibnu Arabi (w.638H) yang condong kepada Panteisme[2] karena mengatakan “Makhluk adalah Allah, Allah adalah Makhluk“.[3] Sedangkan Allah berfirman bahwa dia berbeda dengan makhluknya, baik wujud, dzat, maupun sifat.[4][5] Wahdatul wujud sendiri artinya bersatunya Tuhan dengan manusia yang telah mencapai hakiki atau dipercaya telah suci.[1] Ibnu Arabi bersyair di nukil dalam bukunya,
“ | Hamba adalah Rabb, dan Rabb merupakan hamba Aku bingung, siapa gerangan yang menjadi mukallaf.[3] |
Wahdatul Wujud
Frasa ini terdiri dari dua kata, Wahdat dan Wujud. Wahdat berakar kata dari [W] [H] [D], bermakna satu, kesatuan, penyatuan. Sedangkan Wujud bermakna ada, keberadaan, eksistensi. Istilah Wahdatul Wujud muncul dari dunia Sufi. Menurut faham sufi ini, makhluk bisa menemukan derajat yang melampaui Syariat dengan menemukan hakikat sejati. Hakikat sejati itu adalah hilangnya sifat-sifat ciptaan, dan sang sufi menemukan hakikat ketuhanan. Tuhan dianggap memasuki alam diri makhluk dan terjadilah persatuan dua eksistensi menjadi satu keberadaan, yaitu Tuhan itu sendiri.
Pelopor faham ini diduga adalah Abu Manshur Al-Hallaj yang dihukum mati oleh para fuqaha lantaran fahamnya ini. Faham lain yang hampir serupa dengan Wahdatul Wujud ini adalah Hulul, yang mengandaikan bahwa Makhluk beranjak naik ke alam ketuhanan dan menyatu dengan eksistensi Tuhan. Selain itu juga ada Fana’, yaitu hancur leburnya hakikat kemanusiaan. Adanya manusia sebenarnya tak ada karena kefana’annya, yang abadi dan ada hanyalah Tuhan.
Wahdatus Syuhud
Makna verbalnya adalah kesatuan kesaksian. Syuhud berasal dari kata [Sy] [H] [D], yang berarti melihat, menyaksikan. Wahdatus Syuhud adalah faham yang lebih moderat dari pada Wahdatul Wujud. Menurut faham sufi ini, yang dialami oleh Al-Hallaj, Al-Busthami, Suhrawardi bukanlah kesatuan wujud, melainkan kesatuan kesaksian. Karena, menurut faham ini, tak mungkin makhluk menyatu dengan Tuhan secara Eksistensi. Yang dialami oleh para Sufi itu adalah Mukasyafah, tersingkapnya tabir-tabir mata batin antara manusia dengan Tuhan. Saat Mukasyafah itu, mereka sudah tak mengindahkan apa-apa lagi karena pada saat itu yang disaksikannya hanyalah keindahan sang maha pencipta. Karena asyiknya menikmati kecintaan dengan sang Tuhan, mereka tak menyadari lagi hakikat diri mereka.
Syathahat
Istilah ini poluler di kalangan para ahli tasawuf dan pengikutu tarekat sufi. Syathahat adalah ekspresi, pernyataan-pernyataan yang terlontar sesaat sang sufi mengalami ekstrase, trance kepada Tuhan. Biasanya Syathahat ini tak disadari oleh sang sufi sendiri, karena sebenarnya mereka sedang berdialog dengan Tuhan. Rumi, saat trance, ia menari-nari, berputar-putar sembari menyenandungkan puisi.
Al-Hallaj mengekspresikan Syathahat-nya dengan berteriak ana al-haq (Akulah Tuhan). Masih banyak lagi ungkapan-ungkapan Syathahat, misalnya, Ana Allah (Akulah Allah), La ilaha illa Ana (Tiada Tuhan selain Aku), La ana illa ana (Tiada aku selain aku). Ungkapan yang paling terkenal adalah ungkapan al-Hallaj yang menyulut kontrofersi itu, Ma fi jubbati illa Allah (di dalam baju jubahku ini tak ada siapa-siapa selain Allah).
Arti kata, ejaan, dan contoh penggunaan kata “profetik” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Berikut ini makna dan tulisan kata profetik yang benar:
pro·fe·tik /profétik/ a berkenaan dng kenabian atau ramalan: semangat — sastra sufi dl dunia modern dipandang masih relevan.
Sufi adalah penyebutan untuk orang-orang yang mendalami sufisme atau ilmu tasawwuf. Secara umum istilah “sufi” dikatakan berasal dari kata suf (صوف), yang artinya kain wol, merujuk kepada jubah atau khirqah yang biasa dikenakan para Sufi di masa awal. Namun tidak semua Sufi mengenakan jubah, sehingga ada juga yang berpendapat bahwa kata ini berasal dari kata saf, yakni barisan dalam sholat. Pendapat lain mengatakan kata ini berasal shafa (صفا), yang berarti “kemurnian”. Hal ini menaruh penekanan pada sufisme pada kemurnian hati dan jiwa.
2. SASTRA SUFI, SUFISTIK, DAN PROFETIK
3a. Sastra-sufi-jawa-dalam-bingkai-sastra-sufi-nusantara
3b. Puisi Cinta Rabi’ah Al-Adawiyyah
4a. Aliran Sesat di Aceh Menurut Nuruddin Ar-Raniry
4b. Hamzah Fansuri, Pemantik Peradaban Aceh
5. Empat Ulama Aceh yang Sangat Berpengaruh
6a. Adam Ma’rifat karya Danarto
6b. Ma’rifat menurut Alghazali dan Ibnu Araby
7b. Martabat Tujuh dalam Naskah